Hanyalah
saya, seorang sahaya
Kadang
juga suatu masa
Mungkin
pelita kecil
Atas
sebuah kertas cinta
Cinta
pupus dihapus api hitam
Tersara bara
raga ini
Mendaki
gunung di atas langit
Bersama
batin yang tergoncang angan
Was-was
seorang yang kudus
Melintang
kencang terobos belukar
Bersunyi,
tiada kawan
Bergidik
merinding sarat pencuri
Tinggal
gelisah gempar gulana
Dasar
sekor serong amanah
Makna
pembunuh kawan
Tikam
dari belakang
Hina
lebih dari binatang
Sebatang
kayu palang bersilang
Tertancap
tajam, terpaku ‘tuk ku
Tinggal
tangis bersama sendu
Rintihan
duka ku
Rintih
tetes air mata
Aku
tersilang hadapnya
Bulan
bintang, menangis tatkala
Jerit
bulan, jerit bintang
Tak
kuasa menatapku
Gunung
tinggi tinggal bersaksi
Kala
cahaya menarik aku
Sarat
cinta dan warna
Aku
berlari mengepak sayap pelangi
Gapai
cahaya, tentang harapan
Lewati
awan hitam gulita
Menembus
nalar dan pikiran juga….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar